Tuesday 20 October 2015

UMMU KHOLID

UMMU KHOLID
(seorang wanita perkasa)
 
Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya,Said tengah beristirahat di kamar tidur.Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung
batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.
Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar.Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya.''wahai Suamiku''
''aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah
menyerang.
''Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu,tapi Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda,
Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.''Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang
sebelum menang….''
Said memandang wajah istrinya. Setelah
mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara.
Said langsung terjun ke tengah medan
pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.
Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan umynya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang
nampaknya sangat gugup.
''umy, salam dari Rasulullah,''
berkata si penunggang kuda,''Suami umy, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…''Nasibah tertunduk sebentar, ''Inna lillahi wainna ilaihi roziuun.''gumamnya,''Suamiku telah menang perang.Terima kasih, ya Allah.
Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar.
Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,''Amar, kaulihat Ibu menangis..? Ini bukan air mata
sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan bagi para pejuang Nabi.
Maukah engkau melihat umy mu bahagia..?''Amar mengangguk.
Hatinya berdebar-debar.
''Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi.
''Mata amar bersinar-sinar.''Terima kasih, umy, Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi, Aku was-was seandainya umy tidak memberi kesempatankepadaku untuk membela agama Allah.
Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya.
Di depan Rasulullah,ia memperkenalkan diri.''Ya Rasulullah,aku Amar bin Said.
Aku datang untuk menggantikan ayah
yang telah gugur.''Rasulullah dengan terharu memeluk anak muda itu.
''Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar..! Allah memberkatimu.''
Hari itu pertempuran berlalu cepat.
Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah.
Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita,''Ada kabar apakah gerangan kiranya..?''serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya,
''apakah anakku gugur..?''
Utusan itu menunduk sedih,''Betul.''
''Inna lillahi wainna ilaihi roziun.''
Nasibah bergumam kecil.,Ia menangis.
''Kau berduka, ya Ummu Amar..?''
Nasibah menggeleng kecil. ''Tidak, aku gembira.Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan..?
Saad masih kanak-kanak.''
Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping umynya menyela,''umy,
jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang
gagah berani.''Nasibah terperanjat.
Ia memandangi putranya.
''Kau tidak takut, nak..?'' Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin.Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu. Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya.
Saad tersungkur mencium bumi dan
menyerukan, ''Allahu akbar..!'' Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu,Nasibah meremang bulu kuduknya.''Hai utusan,''ujarnya,
''Kausaksikan sendiri aku sudah tidak
punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.''
Sang utusan mengerutkan keningnya.
Tapi engkau perempuan, ya umy.''
Nasibah tersinggung,''Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad..?''
Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana,
Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.
''Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah
tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.''
Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas
obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka
dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya.
Ia menegok, Kepala seorang tentara
Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir. Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini.
Apalagi waktu di lihatnya Nabi
terjatuh dari kudanya akibat keningnya
terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu, Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk.
Musuh banyak yang terbirit-birit
menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya.
Ia terjatuh terinjak-injak kuda.
Peperangan terus saja berjalan, Medan
pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas'ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu
melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya.
Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas'ud mengenalinya,''
Istri Said-kah engkau..?''
Nasibah samar-samar memperhatikan
penolongnya. Lalu bertanya,
''bagaimana dengan Rasulullah..? Selamatkah beliau..?''
''Beliau tidak kurang suatu apapun.''
''Engkau Ibnu Mas'ud, bukan..?
Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku''
''Engkau masih luka parah, Nasibah.''
''Engkau mau menghalangi aku membela
Rasulullah.,?''
Terpaksa Ibnu Mas'ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang
dijungkir balika nnya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus.
Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir.
Darahnya membasahi tanah yang
dicintainya.Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasullullah kemudian berkata kepada para sahabatnya, ''Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan..?
Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya.Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa.
Subhanallah. Semoga kita di beri kekuatan oleh allah untuk bisa mencontoh ummu Nasibah.
Aamiin..

Monday 19 October 2015

MELAWAN LUPA

MELAWAN LUPA
 
Allah berfirman :
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya" (QS Al-'Adiyaat : 6)
Al-Hasan rahimahullah berkata :
هُوَ الَّذِي يَعُدُّ الْمَصَائِبَ، وَيَنْسَى نِعَمَ رَبِّهِ.
Yaitu orang yang menghitung-hitung musibah (yang sedikit-pen) dan melupakan kenikmatan-kenikmatan Robnya (yg telah banyak diberikan kepadanya-pen) (Tafsir Ibnu Katsir 8/467)
Akan terlihat hakikat kita sesungguhnya tatkala kita ditimpa musibah, apakah kita termasuk كَنُوْد (ingkar) ? Atau termasuk sabar (yang tidak lupa dengan karunia-karunia Allah sehingga menjadikan kita lebih sabar dalam menerima keputusan Allah)?
Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah kepada kita tiada hentinya dengan berbagai macam modelnya. Namun demikianlah karena kurang kuatnya iman sebagian kita sehingga tatkala terkena musibah yang diingat-ingat hanyalah beratnya musibah tersebut, sementara anugerah dan karunia Allah terlupakan…
Contoh kecil :
- Ada yang mobilnya mogok, maka iapun mengeluh sejadi-jadinya, ia lupa bahwa mobilnya mogok hanya sekali-sekali, selama ini sekian ribu kilo meter mobilnya jalan dengan baik tanpa halangan.
- Ada yang uangnya hilang, iapun marah dan mengeluh, padahal selama ini uang yang Allah berikan kepadanya tidak pernah hilang, namun ini semua terlupakan, yang diingat hanya uangnya yang hilang tersebut.
- Ada yang tubuhnya sakit, lalu iapun mengeluh dan tidak sabar, padahal puluhan tahun Allah menjadikan tubuhnya sehat, lantas apakah sakit yang sebentar tersebut membuatnya lupa dengan kesehatan puluhan tahun lamanya?
- Ada yang mengalami kegagalan, maka iapun marah, padahal kegagalan tersebut hanya sesekali, dan bisa jadi sekali saja. Sementara kemudahan dan keberhasilan sudah sering ia raih, namun terlupakan karena kegagalan tersebut.
- Yang lebih berat, adalah ada yang anaknya meninggal karena sakit atau sebab yang lainnya. Maka iapun meronta dan menangis sejadi-jadinya dengan mengangkat suara, seakan-akan protes dengan keputusan Allah. Ia lupa bahwasanya Allah telah banyak memberikan kepadanya banyak anak, dan yang lainnya dalam kondisi sehat wal afiyat.
Jika kita terkena musibah maka berusahalah mengingat kebaikan-kebaikan Allah kepada kita, sehingga hal ini akan meringankan beban musibah kita dan kita tetap berhusnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.
As-Suddiy rahimahullah berkata :
تَسَاقَطَ لَحْمُ أَيُّوْبَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ إِلاَّ الْعَصبُ وَالْعِظَامُ، فَكَانَتْ امْرَأَتُهُ تَقُوْمُ عَلَيْهِ وَتَأْتِيْهِ بِالزَّادِ يَكُوْنُ فِيْهِ، فَقَالَتْ لَهُ امْرَأَتُهُ لَمَّا طَالَ وَجْعُهُ: يَا أَيُّوْبُ، لَوْ دَعَوْتَ رَبَّكَ يُفَرِّجُ عَنْكَ؟ فَقَالَ: قَدْ عِشْتُ سَبْعِيْنَ سَنَةً صَحِيْحًا، فَهَلْ قَلِيْلٌ للهِ أَنْ أَصْبِرَ لَهُ سَبْعين سنة؟
"Daging nabi Ayub berjatuhan (karena sakit parah) maka tidak tersisa di tubuhnya kecuali urat dan tulang. Istrinya mengurusnya dan membawakan makanan diletakan di sisi nabi Ayub. Maka istrinya berkata tatkala lama sakitnya nabi Ayub : "Wahai Ayub, kenapa engkau tidak berdoa kepada Robmu untuk menghilangkan sakitmu?" Maka nabi Ayub 'alaihis salam berkata, "Aku telah hidup selama 70 tahun dalam kondisi sehat, maka bukankah perkara yang sedikit karena Allah jika aku bersabar karena-Nya 70 tahun pula? (Tafsir Ibnu Katsir : 5/360)
Disebutkan bahwa nabi Ayub sakit selama 7 tahun atau 18 tahun –sebagaimana disebutkan dalam buku-buku tafsir-, maka bagi beliau itu ringan dibandingkan kenikmatan kesehatan yang Allah telah berikan kepadanya selama 70 tahun.
Demikianlah mengingat-ingat kenikmatan menjadikan musibah terasa lebih ringan. Wallahu A'lam bis-showab.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 06-05-1436 H / 26-02-2015 M
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja

Saturday 17 October 2015

"KENAPA SUAMI HARUS LEBIH SABAR KEPADA ISTRI?"

"KENAPA SUAMI HARUS LEBIH SABAR
KEPADA ISTRI?"

Bangun tidur langsung masak nyiapin
makan untuk anak dan suami.. yang
ngerjain Istri
Mencuci piring nyuci baju.. yang
ngerjain Istri
Mengantar anak sekolah.. yang
nganterin Istri
Menyapu, mengepel.. yang ngerjain
Istri
Mengajari anak belajar.. yang ngajari
Istri
Belanja kebutuhan rumah tangga..
yang berangkat Istri
Begadang nungguin anak rewel krn
lagi sakit.. Yang jagain Istri
Melayani suami dengan baik..
Kewajiban istri
Lalu suami ngapain? biasanya lelaki
akan bilang "aku kan kerja cari uang
buat kamu juga to? emang kalau aku
ga kerja pada mau makan apa?" sudah
gitu aja seperti sudah selesai semua
urusan suami. Padahal bekerja cari
nafkah itu memanglah sudah jadi
tugas dan kewajiban suami, kalau ga
mau kerja cari nafkah ya jangan
berani-beraninya nikah dan punya
anak.
Bekerja itu wajib bagi seorang kepala
rumah tangga, tapi pekerjaan
mengepel, mencuci, setrika, mengajari
anak, itu semua bukanlah kewajiban
Istri melainkan tugas bersama yang
tidak seharusnya dibebankan kepada
istri saja.
Walaupun saya yakin banyak suami-
suami hebat diluaran sana yg tak
canggung membantu istri nyuci,
setrika bahkan ngepel. Tapi saya
yakin juga masih byk suami yg
membebankan itu semua pd istri
seorang diri lantaran dia merasa
kewajibannya hanya bekerja dan
mencarikan uang utk makan dan
keperluan rumah tangganya saja.
Anehnya disaat sedang luang
waktunya, si suami bukannya
membantu istri dan mengajak bermain
anak tapi justru malah sibuk dan
asyikdengan dunianya sendiri ya
malah pergi mancinglah, mainan
burunglah, sibuk touringlah, ya
nongkronglah, sementara urusan
pekerjaan rumah semua diserahkan pd
istri.
Ingat istri itu pendamping dan
pelengkap hidup suami bukan
pembantu suami. Pendamping itu
pekerjaanya mendampingi di kala
susah dan senang. Melengkapi itu jika
suami msh banyak kekurangan istri
bisa hadir utk menutup
kekurangannya. Begitu pula dalam
urusan pekerjaan dalam rumah tangga
keduanya saling berbagi dan bekerja
sama utk menyelesaikannya.
Itulah sebabnya suami harus lebih
bersabar terhadap istri apa lagi jika
suami belum bisa fokus membantu
pekerjaan istri di rumah. Bisa kita
bayangkan bagi seorang Istri bahkan
utk mengurus keperluannya sendiri
saja sudah tidak ada waktu krn lbh
mendahulukan anak dan suami.
Bagaimana mungkin suami menuntut
istri yang sempurna jika sang suami
sendiri tidak pernah mensupport dan
membantu Istrinya.

Monday 12 October 2015

"Siapa yang menciptakan Allah?"

"Siapa yang menciptakan Allah?" Pemuda Ini Menjawab hingga Atheis tak berkutik
 
Ada seorang Atheis yg memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa...
Pertanyaan atheis itu adalah:
1. Siapa yg menciptakan Allah?? Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya??
2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal....
3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api??
Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.
Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :
1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2?? Atheis itu diam membisu..
"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"
2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??
3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab : "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yg sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??
Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...
Sahabat, pemuda tadi memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak semua pertanyaan yg terkesan mencela/merendahkan agama kita harus kita hadapi dengan kekerasan. Dia menjawab pertanyaan sang atheis dengan cerdas dan bernas, sehingga sang atheis tidak mampu berkata-kata lagi atas pertanyaannya..
Itulah pemuda yg Islami, pemuda yg berbudi tinggi, berpengtahuan luas, berfikiran bebas...tapi tidak liberal... tetap terbingkai manis dalam indahnya Aqidah...
Ada yg berkata bahwa pemuda itu adalah Imam Abu Hanifah muda. Rahimahullahu Ta'ala..

Wednesday 7 October 2015

{Kuhadiahkan Nasehat Ini Untukmu Wahai Saudaraku}

{Kuhadiahkan Nasehat Ini Untukmu Wahai Saudaraku}
Wahai saudaraku, jika suatu hari engkau tidak mengetahui dimana engkau telah menabur benih tanaman, maka hujan akan memberitahumu di mana
engkau telah menanam..
Oleh karena itu taburlah benih kebaikan di atas bumi yang manapun, di bawah langit yang manapun, dan kepada siapapun, meskipun engkau tidak mengetahui di mana engkau akan menuainya dan kapan engkau akan menuainya..
Tanamlah kebaikan walaupun pada selain tempatnya, Tidak akan sia-sia suatu kebaikan di manapun ia ditanam..
ALANGKAH INDAHNYA MENABUR SEBUAH KEBAIKAN..
Niscaya engkau akan menuai hasilnya di dunia atau disimpan sebagai kebaikanmu di akherat kelak..
Janganlah engkau merenggut kebahagian seseorang dan janganlah engkau menindas perasaannya..
Umur kita terlalu singkat untuk hal-hal seperti itu..
Setiap perilaku baik selalu abadi selamanya meskipun pelakunya telah tiada. ..
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ' anhuma, bahwasanya Rosulullah shallallahu ' alaihi wasallam bersabda:
ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻔﻌﻬﻢ ﻟﻠﻨﺎﺱ
" Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat diantara mereka untuk manusia ". ( HR. At Thabrani dalam Mu'jamul Ausath, Lihat Ash Shahihah no. 426 Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Syaikh Al Albani rahimahullah di dalam Shahihut Targhib no. 3364)
Abu Qinan Aflaha/ Abu Hudzaifah At-Tamimiy

Tuesday 6 October 2015

mengapa Rasululloh Melarang Pria Memakai EMAS...."

TERJAWAB sudah mengapa Rasululloh Melarang Pria Memakai EMAS...."
 
Tentu kalian pernah mendengar kalau umat Islam melarang kaum pria memakai emas. Mungkin diantara kalian bertanya-tanya kenapa Islam melarang ya, padahal kan bukan barang haram.
Kalau haram tentu wanita juga dilarang memakai emas.
Ternyata bukan karena takut kaum wanita tersaingi tapi karena ada alasan lain yang baru bisa dibuktikan pada abad ke 20.
Berikut hadistnya.
Nabi Sallallahu Alaihi Wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas [Al-Bukhari dan Muslim] masing-masing dari Al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'anhu, bahwa ketika Nabi Sallallahu Alaihi Wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. Hadits ini diriwayatkan oleh imam Al Bukhori dan Imam Muslim.
Ternyata diabad ke 20 Para ahli fisika telah menyelidiki hal ini dan kemudian menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu "menembus" ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika kita (pria) mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).
Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer.
Sebab jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit Alzheimer.
Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil.
Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.
Beberapa orang yang terkena penyakit Alzheimer adalah Charles Bronson, Ralph Waldo Emerson dan Sugar Ray Robinson.
Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas ?
"Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi." Itulah sebabnya Islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.
Itulah alasan agama Islam melarang pria memakai emas, ternyata hal ini telah diketahui Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam 1400 tahun silam.
Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika dan tidak paham tentang fisika. Allahu Akbar.